Woodball
pertama kali di temukan pada tahun 1990 oleh Mr. Ming-Hui Weng and Mr. Kuang-Chu
Young yang berkebangsaan Taiwan. Olahraga ini mereka temukan secara tidak
sengaja pada saat mereka mempunyai keinginan untuk membangun sebuah taman yang
akan dipersembahkan kepada orang tua mereka, supaya orang tua mereka bisa
berjalan-jalan dengan santai sembari menikmati keindahan alam Nei-Shuang-Hsi
yang berada di Shih-Lin, Taipei, Taiwan.
Setelah
membersihkan kaki bukit dari rumput liar, mereka menemukan lapangan yang bisa
dikembangkan sebagai sarana olahraga. Terlintas dalam benak mereka, tempat yang
mereka rencanakan menjadi sebuah kebun akan lebih bermanfaat apabila digunakan
sebagai lapangan olahraga yang menggunakan bola.
Dengan
penuh semangat, mereka mencoba untuk menciptakan sebuah permainan yang
menggunakan bola, yang bolanya tidak perlu melayang pada saat dimainkan dan berpikir bagaimana kalau olahraga golf diperuntukan untuk
masyarakat menengah ke bawah, nah pada saat itu dia terbayang sebuah gelas yang
panjangnya 9,5 cm.
Dengan motivasi yang tinggi mereka
terus mencoba menciptakan permainan bola (ball) dengan sistem permainan yang
unik, dimana bola yang terbuat dari kayu dipukul dengan tongkat yang menyerupai
palu (mallet, tongkat yang terbuat dari kayu ) diarahkan ke gawang kecil (gate)
yang lebarnya lebih besar sedikit dari bolanya.
Setelah melewati beberapa percobaan
dan pengembangan, terciptalah Woodball yang dimainkan mirip golf dengan
peralatan; bola kayu, mallet atau stik/tongkat pemukul dengan kepala seperti
botol gelas, dan gate atau gawang
yang dibuat seperti gelas yang berjajar. Dan setahun setelah kemunculannya,
Woodball mulai melenggang ke beberapa negara di dunia termasuk indonesia.
Di Indonesia, Woodball diperkenalkan oleh Tandiono Jecky dan Dr. Nugroho Widiasmadi tahun 2002. Kemudian Tandiono Jecky mengajak Agum Gumelar, selaku ketua KONI pusat pada saat itu dan Agum Gumelar menunjuk Rita Subowo untuk mengikuti konferensi internasional Woodball di Kuala Lumpur bulan agustus 2006. Dan akhirnya terbentuklah Indonesia Woodball Association (IWbA), dengan Tandiono Jecky dan Dr. Nugroho Widiasmadi sebagai presiden dan wakil presiden IwbA. Selanjutnya woodball dikembangkan mulai tanggal 1 Oktober 2006 dengan sekretariat IWBA pusat yang berada di Jalan Pakunden Timur No.25, Semarang, Jawa tengah. Sampai sekarang IWBA telah merambah kepengurusan daerah.
Di Indonesia, Woodball diperkenalkan oleh Tandiono Jecky dan Dr. Nugroho Widiasmadi tahun 2002. Kemudian Tandiono Jecky mengajak Agum Gumelar, selaku ketua KONI pusat pada saat itu dan Agum Gumelar menunjuk Rita Subowo untuk mengikuti konferensi internasional Woodball di Kuala Lumpur bulan agustus 2006. Dan akhirnya terbentuklah Indonesia Woodball Association (IWbA), dengan Tandiono Jecky dan Dr. Nugroho Widiasmadi sebagai presiden dan wakil presiden IwbA. Selanjutnya woodball dikembangkan mulai tanggal 1 Oktober 2006 dengan sekretariat IWBA pusat yang berada di Jalan Pakunden Timur No.25, Semarang, Jawa tengah. Sampai sekarang IWBA telah merambah kepengurusan daerah.
Setelah Asosiasi Woodball Indonesia
secara resmi menjadi anggota KONI dalam suatu Rapat Anggota KONI tahun 2013 di
Bandung, pada tanggal 16 Mei 2013 Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman melantik
pengurus PB. Asosiasi Woodball Indonesia masa bakti 2013-2017, dengan ketua
umumnya Bapak Tandiono Jecky.
Permainan Woodball ini hampir mirip
dengan permainan golf, namun lubang (hole) digantikan dengan gawang
kecil (gate) dan apabila bola Woodball tersebut dipukul dengan mallet,
bola akan menggelinding dan tidak seperti dengan bola golf yang kalau
dipukul akan melambung.
Peralatan woodball tersebut
disempurnakan dan aturan mainpun segera dibuat, maka pada tahun 1993 permainan
olahraga tersebut diresmikan dengan nama Woodball.
Pada tahun 1995 woodball mulai
diperkenalkan ke Negara lain, dan pada tahun 1999 olahraga woodball diresmikan
sebagai salah satu kejuaraan olahraga pendukung dalam Olimpiade Asia, dan
pada tahun yang sama berdirilah induk organisasi woodball sedunia yang bernama
International Woodball Federation.
Permainan Woodball merupakan jenis
permainan olahraga yang terbilang baru, permainan Woodbal belum begitu dikenal
oleh masyarakat Indonesia. Permainan ini mirip dengan permainan Golf.
Diperlukan lapangan yang memiliki
panjang kurang lebih 30-150 meter, dan stik khusus untuk permainan Woodball
(Malet), serta bola berdiameter tiga perempat inchi yang terbuat dari kayu. Pemain akan bermain di 24 fairway (istilah lapangan
dalam Woodball).
Alat Woodball
Pada olahraga Woodball sarana dan
prasarana yang harus dipenuhi yaitu, pertama tongkat pemukul atau mallet, dengan bentuk T dan berat 800
gram, panjang 900 + 100 mm (35.4 + 4 inchi), ukuran kepala mallet 215 + 5 mm (8.46 +
0.20 inchi). dengan kepala mallet berbentuk botol dengan diameter terluar 66 +
2 mm (2.60 + 0.08 inchi), berat 38 + 1 mm (1.50 + 0.04
inchi), ketebalan karet (rubber cap) 13 + 1 mm (0.51 + 0.04
inchi).
Kedua yaitu bola, yang terbuat dari
bahan kayu (natural wood). dengan
diameter 95 ± 2 mm dan beratnya adalah 350 ± 60 gram
Ketiga yaitu gawang (Gate), yang semua bahannya terbuat dari
kayu, berjumlah dua buah dan berbentuk botol. Jarak dari tanah 150 + 5
mm, diukur dari jarak terluar masing-masing.
Dan yang terakhir yaitu lapangan.
Lapangan pada olahraga Woodball tidak seperti pada olahraga golf, pada tiap
tepi jalurnya terdapat batasan, yang apabila bola keluar pada jalur tersebut
dinyatakan keluat, atau OB (Out of
boundary). Bentuk lapangan Woodball boleh seperti huruf abjad alphabet,
tetapi tidak semua diperbolehkan, seperti bentuk X, Y dan lain-lain. Tiap
pemain harus menyelesaikan 24 fairwar,
dan apabila seorang pemain nilai pukulan yang paling terkecil dialah
pemenangnya. Permainan ini dapat dilakukan perorangan, dobel, beregu, ataupun
campuran.
Cara bermain Woodball
Permainan Woodball dimulai dari
garis batas mulai (Start area) sampai dengan masuknya bola ke dalam gate dengan
cara memukul bola dengan mengunakan mallet.
Pada Pukulan pertama bola harus
ditempatkan di area start dan menuju ke arah gawang (gate).
Bola yang dimainkan dipukul masuk ke
dalam gawang melewati cangkir kayu, dan menjauhinya atau tidak menempel satu
sama lain. Jika bola dipukul menerobos gawang dan mengelilingi kembali kemudian
menempel dengan cangkir kayu, goal tersebut dianggap goal.
Jika bola yang dipukul keluar
melewati garis lintasan fairway kemudian masuk kembali ke dalam lapangan maka
bola tersebut dinyatakan OB (Out of
boundary).
Apabila bola OB, bola harus diambil
kembali dan ditempatkan pada posisi titik lintas bola keluar dari batas diambil
sebagai pusat dengan radius dua kepala mallet.
Jika bola yang dimainkan jatuh
menggelinding ke dalam hambatan seperti lobang, belukar, kolam dsb, dan tidak
bisa sesuai untuk memukul, bola dapay diambil keluar dan diletakkan pada posisi
dimana (letak) hambatan untuk memasukkan ke dalam batas, dan titik ini diambil
sebagai pusat. Bola diperlakukan sebagai OB, atau bola diletakkan dimana di
posisi baru mana saja ke arah belakang/ mundur yanpa batas pada fairway, tetapi
satu pukulan ditambah team untuk pemain.
Ketika pemain masuk ke dalam start
area maka semua pemain lainnya harus mundur diluar area start demi untuk
keamanan dan keselamatan.
Selama pertandingan jika seorang
pemain mulai mengayuhkan malletnya, para pemain yang lain harus mundur pada
kedua sisi farway atau di belakang sang pemukul pada jarak 3 meter atau lebih.
Peraturan Penyelenggaran
Pertandingan Woodbal
Ketika permainan siap, wasit
memberikan tanda untuk memukul. Pemain harus melakukan pukulan pertamanya dalam
waktu 10 detik, apabila lebih maka dianggap melanggar peraturan. Pelanggar
diperingatkan, apabila melanggar peraturan lagi maka dia akan dikenakan hukuman
satu pukulan.
Ketika pemain melakukan pukulan
pertamanya dia harus meletakkan bolanya di garis start atau pada area start,
dan dia memukul dengan posisi tidak bergerak dan pukulannya dianggap sebagai
pukulan kedua.
Pertandingan Woodball dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan ketetapan organisasi dan peraturan woodball. Setiap pemain harus menyelesaikan pertandingan dari mulai fairway pertama sampai dengan fairway keduabelas atau kelipatan sesuai dengan yang ditetapkan, dan hasil akhir ditentukan oleh jumlah hitungan pukulan dalam pertandingan. Dalam hal pemain tidak menyelesaikan pertandingan pada satu fairway manapun atau tidak melanjutkan pertandingan, maka hasilnya tidak akan dihitung.
Pertandingan Woodball dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan ketetapan organisasi dan peraturan woodball. Setiap pemain harus menyelesaikan pertandingan dari mulai fairway pertama sampai dengan fairway keduabelas atau kelipatan sesuai dengan yang ditetapkan, dan hasil akhir ditentukan oleh jumlah hitungan pukulan dalam pertandingan. Dalam hal pemain tidak menyelesaikan pertandingan pada satu fairway manapun atau tidak melanjutkan pertandingan, maka hasilnya tidak akan dihitung.
Pemenang dari permainan ini adalah
pemain yang dapat melakukan stroke (istilah memukul bola dalam Woodball)
paling sedikit. Dalam penghitungan stroke, bola akan dihitung satu kali stroke
apabila telah memasuki gawang. Kalau belum masuk, maka pemain diperbolehkan
untuk memukul bola hingga masuk ke dalam gawang.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar