Model
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Oleh:
Agung Widodo
Pengertian
Model Pembelajaran Langsung
Ada
beberapa pendapat tentang model pembelajaran langsung. Menurut Metzler (2000:
162), “direct instruction is characterized by decidedly teacher-centered
decisions and teacher-directed engagement patterns for learners”. Artinya,
model pembelajaran langsung ditandai dengan jelas oleh keputusan yang berpusat
pada guru dan pola keterlibatan peserta didik yang diarahkan oleh guru. Lebih
lanjut, Rahayu (2013: 212) menyatakan bahwa model ini menuntut siswa
melaksanakan apa yang direncanakan oleh guru dengan konsekuensi adanya “reward”.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
langsung adalah model pembelajaran yang berpusat kepada guru yang menuntut
siswa untuk melaksanakan segala instruksi yang telah dirancang oleh guru.
Model
ini sangat dominan digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani antara tahun
1890 sampai dengan 1970 (Metzler, 2000: 161). Lebih lanjut, Joyce, Weil dan
Calhoun, (2009: 422) menyatakan, tujuan utama model pembelajaran ini adalah
memaksimalkan waktu belajar siswa dan mengembangkan kemandirian dalam mencapai
dan mewujudkan tujuan pendidikan. Sehingga dalam model pembelajaran ini guru
menyusun seluruh situasi pembelajaran seperti menyusun tujuan-tujuan dan
tugas-tugas, menguraikan tugas-tugas tersebut ke dalam komponen yang lebih
kecil, mengembangkan aktivitas-aktivitas latihan yang memastikan adanya penguasaan
terhadap masing-masing bagian komponen.
Karakteristik
Model Pembelajaran Langsung
Berdasarkan
pada pengertian model pembelajaran langsung di atas, dapat dikatakan bahwa
model ini sebagai bentuk paradigma lama model pembelajaran. Menurut Oberteuffer
& Ulrich dalam Metzler (2000: 161) “referred to it as the direct method,
characterized by the teacher saying and the students doing”. Lebih lanjut
Slavin dalam Yunyun dkk, (2013:46) menyatakan bahwa karakteristik model
pembelajaran langsung adalah:
- Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. dalam fase ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.
- Mereviu pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam fase ini guru mengajukan pertanyaan untuk mencangkup pengatahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
- Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi. Menyajikan informasi, memberikan contoh-contioh mendemonstrasikan konsep dan sebagainya.
- Melaksanakan bimbingan, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi keslahan konsep.
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam fase ini, guru memberikan kesempatan atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.
- Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberuikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.
- Memberikan latihan mandiri. Dalam fase ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada sisea untuk meningkatkan pemahamannya kepada materi yang telah mereka pelajari.
Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung mempunyai
karakteristik berpusat pada guru, dimana guru sebagai sumber utama dari
kegiatan pembelajaran.
Peran
Guru dan Siswa dalam Model Pembelajaran Langsung
Peran
guru dalam model ini menurut Djamarah (dalam Yunyun dkk, 2013:49) mengatakan
bahwa peran guru dalam pembelajaran langsung adalah “kreator, inspirator,
informatory, organisator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing,
pengelola kelas, mediator supervisor”. Selain itu peran guru dalam model ini
adalah menyediakan pengetahuan mengenai hasil-hasil, membantu siswa
mengandalkan diri mereka sendiri, dan melakukan penguatan (Joyce, Weil dan
Calhoun, 2009: 429). Lebih lanjut Yunyun dkk, (2013:48) menyatakan peran guru
dalam proses pembelajaran langsung adalah:
- Sebagai manusia nara sumber
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
- Mendemonstrasikan keterampilan ataumenyajikan informasi secara bertahap.
- Memberi latihan terbimbimbing
- Mengecek kemampuan siswa dan memberi umpan balik
- Menyiapkan latihan untuk siswa
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam model pembelajaran langsung,
guru berperan sebagai sumber utama yang menentukan isi, tempat, aktivitas
belajar, dan peningkatan pembelajaran. Guru harus dapat mentransfer ilmu dengan
efektif dan efisien. Sehingga dapat dikatan guru sebagai perancang sekaligus
pelaksana dari perencanaan pembelajaran yang diimplementasikan kepada siswa.
Sementara
peran siswa dalam model pembelajaran langsung menurut Yunyun dkk (2013:49)
adalah sebagai berikut:
- Siswa hanya mendengarkan ceramah/pelajaran oleh guru(penerima informasi.
- Siswa menyampaikan pendapat dalam/dengan diskusi
- Siswa aktif saat guru memberi kesempatan seperti menjawab pertanyaan guru.
- Siswa mengerjakan semua aktivitas yang diperintahkan oleh guru.
- Siswa sebagai objek penyampai informasi
- Siswa mampu mengaplikasikan informasi yang didapat.
Siswa
belajar dari hal yang mudah ke sukar, sederhana ke komplek. Siswa harus dengan
jelas mengerti tugas yang menjadi bahan ajar yang dipelajari, belajar merupakan
konsekuensi yang akan ada “reward”, siswa membutuhkan banyak bantuan
dalam mempelajari materi pelajaran, dalam belajar siswa berhak untuk
mendapatkan umpan balik agar terjadi proses belajar dengan benar.
Langkah-Langkah
Model Pembelajaran Langsung
Kardi
dan Nur dalam Nasrullah (2013: 9) menyatakan langkah-langkah pembelajaran model
pengajaran langsung pada dasarnya mengikuti pola-pola pembelajaran secara
langsung meliputi tahapan sebagai berikut:
- Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepadaDalamtahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.
- Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
- Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
- Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.
- Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.
- Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.
- Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.
Sedangkan
langkah-langkah model pembelajaran ini menurut Rosenshine (dalam Metzler
2000:163) adalah:
- Review previously learned material, pada fase ini biasanya guru berperan dalam menjelaskan TPK, materi prasyarat, memotivasi siswa dan mempersiapkan siswa.
- Presenting new content skill, pada fase ini guru berperan dalam mendemostrasikan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
- Initial student practice, pada fase ini guru memberikan latihan terbimbing.
- Feedback and correctives, pada fase ini seorang guru berperan dalam mengecek kemampuan siswa seperti memberi kuis dan memberi umpan balik seperti membuka diskusi untuk siswa.
- Independent practice, pada fase ini guru berperan dalam mempersiapkan latihan untuk siswa dengan menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari.
Model
instruksi langsung terdiri dari lima tahap aktivitas; yakni orientasi,
presentasi, praktik yang terstruktur, praktik di bawah bimbingan, dan praktik
mandiri (Joyce, Weil dan Calhoun, 2009: 427). Kelima tahap tersebut dijabarkan
dalam penjelasan sebagai berikut:
- Tahap orientasi
Tahap
ini merupakan tahap awal dimana kerangka kerja pelajaran dibangun. Selama tahap
ini guru menyampaikan harapan dan keinginannya, menjelaskan tugas-tugas yang
ada dalam pembelajaran, dan menentukan tanggungjawab siswa. Menurut Joyce, Weil
dan Calhoun (2009: 428), ada tiga langkah yang sangat penting untuk mencapai
tujuan pada tahap ini, yakni (1) guru memaparkan maksud dari pelajaran dan
tingkat-tingkat performa dalam praktik; (2) guru menggambarkan isi pelajaran
dan hubungannya dengan pengetahuan dan atau pengalaman sebelumnya; (3) guru
mendiskusikan prosedur-prosedur pelajaran yakni bagian yang berbeda antara
pelajaran dan tanggungjawab siswa selama aktivitas-aktivitas ini berlangsung.
- Tahap presentasi
Pada
tahap ini guru menjelaskan konsep atau skill baru dan memberikan
pemeragaan serta contoh. Diharapkan dari tahap ini siswa memahami konsep atau skill
yang diberikan guru. Seiring dengan tujuan tersebut, guru harus menjelaskan
serta memberikan pemeragaan serta contoh yang cukup jelas.
- Tahap praktik yang terstruktur
Guru
menuntun siswa melalui contoh-contoh praktik dan langkah-langkah di dalamnya,
siswa merespons pertanyaan, guru memberikan koreksi terhadap kesalahan dan
memperkuat prktik yang telah benar.
- Tahap praktik di bawah bimbingan guru
Guru
memberikan siswa kesempatan untuk melakukan praktik dengan kemauan mereka
sendiri. Praktik di bawah bimbingan memudahkan guru mempersiapkan bantuan untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam menampilkan tugas pembelajaran. Hal ini
biasanya dilakukan dengan cara membantu meminimalisir jumlah dan ragam
kesalahan yang dilakukan siswa. Peran guru dalam tahap ini adalah mengontrol
kerja siswa, dan jika dibutuhkan, memberikan respons yang korektif ketika
dibutuhkan.
- Tahap praktik mandiri
Menurut
Joyce, Weil dan Calhoun (2009: 429), praktik ini dimulai saat siswa telah
mencapai level akurasi 85 hingga 90 persen dalam praktik di bawah bimbingan.
Tujuan dari praktik mandiri ini adalah memberikan materi baru untuk memastikan
dan menguji pemahaman siswa terhadap praktik-praktik sebelumnya. Dalam praktik
mandiri, siswa melakukan praktik dengan caranya sendiri tanpa bantuan dan
respons balik dari guru.
Untuk
lebih jelasnya langkah-langkah pembelajaran langsung dapat dilihat pada tabel
berikut:
|
FASE
|
PERAN
GURU
|
|
FASE 1
Menyampaikan
tujuan dan mempersiapkan siswa
|
Guru menjelaskan TPK, informasi
latar belakang pelajaran, pentingnya pengajaran, mempersiapkan siswa untuk
belajar.
|
|
FASE 2
Mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan
|
Guru mendemontrasikan penampilan
dengan benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
|
|
FASE 3
Membimbing
pelatihan
|
Guru merencanakan dan memberi
bimbingan pelatihan awal
|
|
FASE 4
Mengecek
pemahaman dan memberikan umpan balik
|
Mengecek apakah siswa telah
berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberi umpan balik.
|
|
FASE 5
Memberikan
kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
|
Guru mempersiapkan kesempatan
melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada
situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari
|
Kelebihan
dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung
Kelebihan
model pembelajaran langsung adalah adanya fokus akademik, arahan dan kontrol
guru, harapan yang tinggi terhadap pengembangan siswa, system manajemen waktu,
dan atmosfer akademik yang cukup netral (Joyce, Weil dan Calhoun, 2009: 422).
Berikut beberapa kelebihan atau keubtungan model pembelajaran langsung:
- Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
- Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
- Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
- Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
- Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
Selain
memiliki beberapa kelebihan di atas, model pembelajaran langsung juga memiliki
kekurangan di antaranya:
- Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
- Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
- Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
- Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
- Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa model pengajaran
langsung adalah model pembelajara yang dalam pembelajaran bersifat teacher
center atau pembelajaran berpusat pada guru. Model pembelajarn ini berlandaskan
pada sebuah teori yaitu teori behaviorisme yang menekankan pada perubahan
prilaku sebagai hasil dari pembelajaran.
Terdapat
lima fase dalam pengajaran langsung yaitu: (1). Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa; (2). Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan; (3).
Membimbing pelatihan; (4). Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik; dan
(5). Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
Dalam
model pengajaran langsung ini juga terdapat kelebihan-kelebihan, namun disisi
lai juga terdapat beberapa kekurangan. Dilihat dari pengertian di atas, model
ini sangat cocok digunakan jika guru menginginkan siswa menguasai informasi
atau keterampilan tertentu. Sebaliknya, jika guru mengingiinkan siswa belajar
menemukan konsep lebih jauh dan melatihkan keterampilan berfikir lainnya, maka
model ini kurang cocok.
Daftar
Pustaka
Agus
Nasrullah. (2013). Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction). Tersedia:
https://elnasr.wordpress.com/2013/11/15/model-pengajaran-langsung-direct-instruction/.
Diakses pada tanggal 15 Maret 2014.
Joyce,
B., Weil, M. dan Calhoun, E. (2009). Models of Teaching (Eight Edition).
New Jersey: Pearson Education Inc.
Metzler
W. Michael. (2000). Intructional Model for Physical Education.
Massachusetts: Allyn and Bacon Co.
Rahayu,
E.T. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung:
Alfabeta.
Yunyun,
dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Universitas
Pendidikan Indonesia: FPOK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar