A. Pembelajaran Keterampilan Dasar
Lempar Martil.
Tidak seperti pada nomor
lainnya, proses pembelajaran lempar martil merupakan gabungan kegiatan
pembelajaran dengan dimensi permainan juga dengan bagian.
Mengingat proses pembelajaran ini harus dimulai dari pemakaian alat yang
ringan dan mudah digunakan.
Alat yang digunakan dalam proses pembelajaran kali ini adalah bola medis
dan bola bandul. Istilah bola bandul
hanya untuk mempermudah penyebutan pada sebuah bola medis yang dibungkus atau
diikat dengan seutas tali yang panjangnya sama dengan tali martil. Bola bandul ini merupakan alat bantu lempar
mengingat martil sungguhan kurang tersedia dan sangat membahayakan keselamatan
siswa dalam pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran lempar
martil dapat dilakukan dengan cara
seperti di bawah ini:
1.
Pembelajaran dengan menggunakan bola
medis.
·
Melempar
bola medis dengan dua tangan. Lemparan
dapat dilakukan dengan sikap awal berdiri tegak, pegang bola dengan kedua
tangan di bawah perut. Gerakan dimulai
dari sikap setengah jongkok, kemudian ayun dan lemparkan bola medis ke arah
depan setinggi-tingginya sambil meluruskan kedua tungkai. (Carr, 1991)

Gambar 6.1: Melempar bola dengan kedua tangan ke arah
depan
Gerry A. Carr (1991)

Gambar 6.2: Melempar bola medis
Gerry A. Carr (1991)
·
Melempar
bola medis ke arah belakang badan.
Lemparan dilakukan dengan gerakan seperti di atas hanya lemparan
dilakukan melalui atas kepala dan diteruskan ke belakang-atas. (Carr, 1991).

Gambar 6.3: Melempar bola medis ke
belakang
·
Gerakan
melempar dan memantulkan bola ke dinding.
Gerakan ini dimulai dari sikap membelakangi arah lemparan. Lempar atau pantulkan bola medis ke tembok
kemudian siswa membalik dan mencoba menangkap bola tersebut segera setelah
balik memantul. Gerakan ini penting untuk melatih siswa melakukan gerakan akhir
lemparan. (Carr, 1991)

Gambar 6.4: Melempar bola ke belakang
dan menangkapnya kembali.
2.
Pembelajaran dengan menggunakan Bola
bandul dan Martil.
·
Gerakan
dimulai dari sikap berdiri tegak.
Pegang handel bola bandul dengan sikap lengan diluruskan di depan
badan. Tarik bola bandul ke belakang
untuk memulai awalan putaran ke depan.
Lakukan beberapa kali putaran (lihat teknik memutar martil) tanpa
mencoba melemparkannya. Lakukan gerakan
ini sampai siswa betul-betul dapat melakukannya dengan baik dan benar. (Carr,
1991)

Gambar 6.5: Gerakan melempar bola
bandul tanpa melepaskannya
·
Lakukan
gerakan di atas dan coba melepaskan bola bandul ke depan beberapa meter dari
tempat berdiri.
·
Gerakan
melempar dengan putaran kaki (lihat teknik pivot lempar martil). Diawal latihan siswa hanya mencoba
melakukan gerakan kaki tanpa mencoba melemparkannya.
·
Mencoba
mengkombinasikan gerakan putaran kaki dengan lemparan bola bandul dengan jarak
yang tidak terlalu jauh.
·
Mencoba
dengan martil yang sebenarnya.
3.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mempelajari teknik lempar lembing.
a. Beberapa hal yang disarankan.
1. Putarlah martil dengan radius yang besar/luas (jauhkan kedua tangan
dari badan).
2. Buka kedua sikut dan kedua tangan
berada di depan dahi.
3. Gerakan martil ke kiri (arah atas)
dan putarlah dengan cepat ke kanan(arah bawah).
4. Tekuklah kedua lutut.
5. Menyelesaikan gerakan tumit dan ujung
kaki hanya pada kaki kiri.
6. merendahkan lutut kanan ketika kaki
kiri diputar ke arah depan lingkaran.
7. Tekuklah tungkai kiri selama berputar.
8. Pivot diakhir putaran dan busurkan badan ke arah belakang.
b. Beberapa hal yang harus dihindari:
1. Menarik/menekuk kedua lengan sewaktu mengayun/memutar martil.
2. Kedua tangan berputar melewati
belakang kepala.
3. Memiliki titik tertinggi dan terendah
di sisi yang sama.
4. Tungkai bergerak kaku.
5. Berputar di atas ujung jari kedua kaki.
6. Tidak selesainya gerakan pivot kaki
kiri sehingga kaki kanan mengambil langkah
terlalu lebar.
7. Bergerak keluar dari bayangan garis
lempar.
8. Diakhir gerakan tidak mengantarkan
martil sampai batas maksimal ke depan dan
kaki kanan terangkat.
B. Peraturan Perlombaan Lempar
Martil
1. Peraturan mengijinkan menyentuh
sisi/muka dalam dari cincin besi yang mengelilingi lingkaran, tetapi
dilarang melangkah atau menyentuh dengan bagian manapun dari tubuh tanah
dibagian luar atau bagian atas lingkaran.
Lemparan harus dimulai dari posisi diam.
2. Pelempar tidak boleh meninggalkan
lingkaran lempar sebelum cakram yang
dilemparkan jatuh di
tanah, kemudian siswa
harus meninggalkan lingkaran dari
setengah bagian lingkaran ke arah belakang.
3. Pelempar harus menyelesaikan
lemparannya dalam waktu 5 menit.
4. Jika peserta kurang dari 8 orang,maka peserta mendapat hak melempar
sebanyak 6 kali.
5. Jika lebih dari 8 orang peserta, maka
setiap peserta mendapat kesempatan 3 kali kemudian 8 peserta terbaik
mendapatkan 3 kali lagi lemparan.
1. Peraturan
Perlombaan.
2.
Seorang
atlet atlet ada dalam posisi start sebelum melakukan ayunan pendahuluan atau
putaran, diizinkan meletakkan kepala martil
(yang akan dilontarkannya) di tanah, baik di dalam ataupun di luar
lingkaran lempar.
3.
Hendaklah
tidak dihitung sebagai lontaran-salah/gagal, bila kepala martil menyentuh tanah di dalam ataupun di
luar lingkaran-lempar, atau menyentuh
bagian atas besi lengkung. Si atlet boleh berhenti dan akan memulai melontar
lagi, asalkan tidak ada peraturan lain
yang dilanggarnya.
4.
Bila martil itu patah sewaktu
dilontarkan atau sedang di udara, hal
ini tidak dihitung sebagai lontaran martil yang salah, asalkan cara melontarnya dilakukan sesuai peraturan. Bila
si pelontar-martil kehilangan keseimbangan dan akhirnya melanggar sebagian peraturan,
hal ini hendaklah tidak dihitung
sebagai lontaran-martil yang gagal, dan si atlet itu diberi satu
kesempatan-lempar yang baru.
2.
Martil.
1.
Konstruksi. Martil terdiri dari tiga
bagian: Kepala-besi, tali dan pegangan.
2.
Kepala-martil. Kepala-martil dibuat dari
besi yang solid atau metal yang lain tetapi tidak lebih lunak dari kuningan
atau logam dilapis bahan keras diisi dengan timah atau bahan yang keras
lainnya. Bila model pengisian, ini harus dimasukkan sedemikian rupa sehingga
isi ini tidak dapat bergerak dan bahwa titik pusat gravitasinya berkedudukan
tidak lebih dari 6mm dari titik-pusat bulatan (peluru).
3.
Tali-kawat.Tali kawat ini adalah dari
kawat tunggal, tidak putus, dari baja-pegas yang lurus dengan diameter tak kurang
dari 3 mm dan harus tidak mulur (tambah-panjang) pada saat martil diayun untuk
dilontarkan. Kawat ini dapat berbentuk cincin (loop) pada satu ujung atau kedua
ujungnya sebagai alat pegangan.
4.
Pegangan. Pegangan-martil harus
kuat(solid) dan kaku (rigid) dibuat dalam satu potong tanpa ada engsel dan
semacamnya. Ini harus berbentuk suatu segi-tiga iso-sceles atau suatu sektor
dari suatu bentuk lingkaran. Pegangan ini hendaklah tidak mulur
(bertambah-panjang) pada saat martil dilemparkan. Ini harus diikatkan kepada
tali kawat sedemikian rupa hingga tidak
dapat diputar di dalam loop (cincin) dari tali kawat untuk menambah panjang
keseluruhan dari martil. Pegangan martil boleh memiliki suatu pegangan yang
lengkung atau yang lurus dengan lebar maximum sebelah dalam 130mm dan panjang
maximum sebelah dalam 110mm.

Gambar 6.7:
Pegangan Martil
5. Sebuah martil harus memenuhi syarat-syarat ini :
|
M A R T I L /
H A M M E R
|
|||||||
|
Berat minimum untuk dapat diterima dalam perlombaan dan
agar pembuatan rekor dapat diakui:
4.000kg 5.000kg 6.000kg 7.260kg
|
|||||||
|
Informasi
bagi pabrik pembuatnya:
|
Variasi
berat martil untuk disediakan bagi perlombaan
4.005kg 5.005kg 6.005kg 7.265kg
4.025kg 5.025kg 6.025kg 7.285kg
|
||||||
|
Panjang
martil diukur dari bagian dalam pegangan-martl
- Minimum
- Maximum
|
1160mm 1165mm 1175mm 1175mm
1195mm 1200mm 1215mm 1215mm
|
|
|||||
|
Diameter
kepala martil
Minimum
Maximu
|
95mm
110mm
|
100mm
120mm
|
105mm
125mm
|
110mm
130mm
|
|
||
4.
Sangkar Lempar Martil
Semua gerak lontar-martil harus
dilakukan dari dalam sebuah sangkar-martil guna menjamin keamanan penonton,
para Petugas dan atlet lomba. Sangkar-martil dimaksud dalam peraturan ini
diperuntukkan bagi penggunaannya di dalam suatu arena besar,dengan event-event
lain sedang berlangsung pada waktu yang sama atau ketika event itu digelar
diluar arena dengan penonton yang
berlimpah banyak. Sangkar ini perlu dibikin desain-nya, dibuat (di pabrik)
dipelihara agar mampu menyetop/menghentikan kelapa-martil(7.26kg) yang
terbang-melayang lepas dengan kecepatan 32 m/detik.

Gambar 6.7
: Sangkar Lontar Martil dan Lempar Cakram dengan Lingkaran lempar Konsentris
C. Peralatan
a. Martil
1. Berat Martil adalah 7,25 kg.
2. Kepala/Martil: dibuat dari besi atau
bahan lainnya dari metal yang tidak lebih lunak dari kuningan. Boleh diisi dengan timah hitam atau bahan
padat lainnya dari metal. Harus membentuk sebuah bola, dengan diameter minimum 102 mm dan
maximum 120 mm.
3. Kawat penggantung: Kawat ini harus tunggal, lurus, tidak patah,
dan dibuar dari kawat baja pegas
berdiameter 3 mm atau sama dengan nomor 11 "standard wire
gauge", dan sedemikian rupa tidak mulur pada waktu martil diayun untuk dilempar kan. Kawat ini dapat dibentuk lubang pada salah
satu ujungnya atau di kedua ujungnya sebagai alat untuk pegangan.
4. Pegangan (handle): Pegangan martil ini konstruksinya boleh
menggunakan lobang tunggal ataupun lobang ganda, tetapi harus kaku dan tanpa
sambungan engsel dalam bentuk apapun,
diameter harus 9 mm, lebar 110 mm dan panjang (dengan kawat teregang)
115 mm. Panjang keseluruhan alat harus
tidak kurang dari 1,175 m. (PASI, 1986)

Gambar 6.8: Diagram Pegangan Martil Model Lobang Ganda
b. Lingkaran lempar martil:
Sama seperti lingkaran pada tolak peluru. (PASI, 1986)
c. lingkaran lempar
martil :
Hal ini hampir sama dengan sangkar untuk lempar cakram, hanya sedikit berbeda di bagian depan yang
terbuka.

Gambar
6.9 : Lingkaran Lontar-Martil