LAZADA

Kamis, 30 Maret 2017

PENGEMBANGAN PENDEKATAN TEKNIK DALAM PERMAINAN LEMPAR MARTIL



A.  Pembelajaran Keterampilan Dasar Lempar  Martil.
Tidak seperti pada nomor lainnya, proses pembelajaran lempar  martil merupakan gabungan kegiatan pembelajaran dengan dimensi permainan juga dengan  bagian.  Mengingat proses pembelajaran ini harus dimulai dari pemakaian alat yang ringan dan mudah digunakan.
Alat yang digunakan dalam proses pembelajaran kali ini adalah bola medis dan bola bandul.  Istilah bola bandul hanya untuk mempermudah penyebutan pada sebuah bola medis yang dibungkus atau diikat dengan seutas tali yang panjangnya sama dengan tali martil.   Bola bandul ini merupakan alat bantu lempar mengingat martil sungguhan kurang tersedia dan sangat membahayakan keselamatan siswa dalam pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran lempar  martil dapat dilakukan dengan cara seperti di bawah ini:
1.      Pembelajaran dengan menggunakan bola medis.
·         Melempar bola medis dengan dua tangan.  Lemparan dapat dilakukan dengan sikap awal berdiri tegak, pegang bola dengan kedua tangan di bawah perut.  Gerakan dimulai dari sikap setengah jongkok, kemudian ayun dan lemparkan bola medis ke arah depan setinggi-tingginya sambil meluruskan kedua tungkai.  (Carr, 1991)


Description: 14
Gambar 6.1:  Melempar bola dengan kedua tangan ke arah depan
Gerry A. Carr (1991)
Description: 14

Gambar 6.2: Melempar bola medis

Gerry A. Carr (1991)

·         Melempar bola medis ke arah belakang badan.  Lemparan dilakukan dengan gerakan seperti di atas hanya lemparan dilakukan melalui atas kepala dan diteruskan ke belakang-atas. (Carr, 1991).

Description: 14
Gambar 6.3: Melempar bola medis ke belakang

·         Gerakan melempar dan memantulkan bola ke dinding.   Gerakan ini dimulai dari sikap membelakangi arah lemparan.  Lempar atau pantulkan bola medis ke tembok kemudian siswa membalik dan mencoba menangkap bola tersebut segera setelah balik memantul. Gerakan ini penting untuk melatih siswa melakukan gerakan akhir lemparan. (Carr, 1991)
                   Description: 14

Gambar 6.4: Melempar bola ke belakang
 dan menangkapnya kembali.

2.      Pembelajaran dengan menggunakan Bola bandul dan Martil.
·         Gerakan dimulai dari sikap berdiri tegak.   Pegang handel bola bandul dengan sikap lengan diluruskan di depan badan.  Tarik bola bandul ke belakang untuk memulai awalan putaran ke depan.  Lakukan beberapa kali putaran (lihat teknik memutar martil) tanpa mencoba melemparkannya.  Lakukan gerakan ini sampai siswa betul-betul dapat melakukannya dengan baik dan benar. (Carr, 1991)

Description: 14

Gambar 6.5: Gerakan melempar bola
bandul tanpa melepaskannya

·         Lakukan gerakan di atas dan coba melepaskan bola bandul ke depan beberapa meter dari tempat berdiri.
·         Gerakan melempar dengan putaran kaki (lihat teknik pivot lempar  martil). Diawal latihan siswa hanya mencoba melakukan gerakan kaki tanpa mencoba melemparkannya.
·         Mencoba mengkombinasikan gerakan putaran kaki dengan lemparan bola bandul dengan jarak yang tidak terlalu jauh.
·         Mencoba dengan martil yang sebenarnya.
3.      Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari teknik lempar lembing.

a.       Beberapa hal yang disarankan.
1.      Putarlah martil dengan  radius yang besar/luas (jauhkan kedua tangan dari badan).
2.      Buka kedua sikut dan kedua tangan berada di depan dahi.
3.      Gerakan martil ke kiri (arah atas) dan putarlah dengan cepat ke kanan(arah bawah).
4.      Tekuklah kedua lutut.
5.      Menyelesaikan gerakan tumit dan ujung kaki hanya pada kaki kiri.
6.      merendahkan lutut kanan ketika kaki kiri diputar ke arah depan lingkaran.
7.      Tekuklah tungkai kiri selama berputar.
8.      Pivot diakhir putaran  dan busurkan badan ke arah belakang.

b. Beberapa hal yang harus dihindari:
1.      Menarik/menekuk  kedua lengan sewaktu mengayun/memutar martil.
2.      Kedua tangan berputar melewati belakang kepala.
3.      Memiliki titik tertinggi dan terendah di sisi yang sama.
4.      Tungkai bergerak kaku.
5.      Berputar di atas ujung jari  kedua kaki.
6.      Tidak selesainya gerakan pivot kaki kiri sehingga kaki kanan mengambil langkah  terlalu lebar.
7.      Bergerak keluar dari bayangan garis lempar.
8.      Diakhir gerakan tidak mengantarkan martil sampai batas maksimal ke depan dan  kaki kanan terangkat.

B.  Peraturan Perlombaan Lempar Martil 
1.      Peraturan mengijinkan menyentuh sisi/muka dalam  dari cincin  besi yang mengelilingi lingkaran, tetapi dilarang melangkah atau menyentuh dengan bagian manapun dari tubuh tanah dibagian luar atau bagian atas lingkaran.  Lemparan harus dimulai dari posisi diam.
2.      Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum cakram yang  dilemparkan  jatuh  di  tanah,  kemudian  siswa  harus  meninggalkan lingkaran dari setengah bagian lingkaran ke arah belakang.
3.      Pelempar harus menyelesaikan lemparannya dalam waktu 5 menit.
4.      Jika peserta kurang dari  8 orang,maka peserta mendapat hak melempar sebanyak 6 kali.
5.      Jika lebih dari 8 orang peserta, maka setiap peserta mendapat kesempatan 3 kali kemudian 8 peserta terbaik mendapatkan 3 kali lagi lemparan.

1.      Peraturan Perlombaan.
2.        Seorang atlet atlet ada dalam posisi start sebelum melakukan ayunan pendahuluan atau putaran, diizinkan meletakkan kepala martil  (yang akan dilontarkannya) di tanah, baik di dalam ataupun di luar lingkaran lempar.
3.        Hendaklah tidak dihitung sebagai lontaran-salah/gagal, bila kepala   martil menyentuh tanah di dalam ataupun di luar lingkaran-lempar,   atau menyentuh bagian atas besi leng­kung. Si atlet boleh berhenti dan akan memulai melontar lagi, asalkan tidak ada peraturan lain  yang dilanggarnya.
4.        Bila martil itu patah sewaktu dilontarkan atau sedang di udara, hal   ini tidak dihitung sebagai lontaran martil yang salah, asalkan cara   melontarnya dilakukan sesuai peraturan. Bila si pelontar-martil kehilangan keseimbangan dan akhirnya melanggar sebagian peraturan, hal  ini hendaklah tidak dihi­tung sebagai lontaran-martil yang gagal, dan si atlet itu diberi satu kesempatan-lempar yang baru.

2. Martil.
1.      Konstruksi. Martil terdiri dari tiga bagian: Kepala-besi, tali dan pegangan.
2.      Kepala-martil. Kepala-martil dibuat dari besi yang solid atau metal yang lain tetapi tidak lebih lunak dari kuningan atau logam dilapis bahan keras diisi dengan timah atau bahan yang keras lainnya. Bila model pengisian, ini harus dimasukkan sedemikian rupa sehingga isi ini tidak dapat bergerak dan bahwa titik pusat gravitasinya berkedudukan tidak lebih dari 6mm dari titik-pusat bulatan (peluru).
3.      Tali-kawat.Tali kawat ini adalah dari kawat tunggal, tidak putus, dari baja-pegas yang lurus dengan diameter tak kurang dari 3 mm dan harus tidak mulur (tambah-panjang) pada saat martil diayun untuk dilontarkan. Kawat ini dapat berbentuk cincin (loop) pada satu ujung atau kedua ujungnya sebagai alat pegangan.
4.      Pegangan. Pegangan-martil harus kuat(solid) dan kaku (rigid) dibuat dalam satu potong tanpa ada engsel dan semacamnya. Ini harus berbentuk suatu segi-tiga iso-sceles atau suatu sektor dari suatu bentuk lingkaran. Pegangan ini hendaklah tidak mulur (bertambah-panjang) pada saat martil dilemparkan. Ini harus diikatkan kepada tali kawat sedemikian rupa  hingga tidak dapat diputar di dalam loop (cincin) dari tali kawat untuk menambah panjang keseluruhan dari martil. Pegangan martil boleh memiliki suatu pegangan yang lengkung atau yang lurus dengan lebar maximum sebelah dalam 130mm dan panjang maximum sebelah dalam 110mm.
Description: scan0065

Gambar 6.7:  Pegangan Martil


5. Sebuah martil harus memenuhi syarat-syarat ini :
M A R T I L   /    H A M M E R

Berat minimum untuk dapat diterima dalam perlombaan dan agar pembuatan rekor dapat diakui:
                   4.000kg     5.000kg     6.000kg     7.260kg

Informasi bagi pabrik pembuatnya:
Variasi berat martil untuk disediakan bagi perlombaan
4.005kg      5.005kg      6.005kg    7.265kg
4.025kg      5.025kg      6.025kg    7.285kg

Panjang martil diukur dari bagian dalam pegangan-martl
-  Minimum                                       
-  Maximum



1160mm     1165mm      1175mm    1175mm
1195mm     1200mm      1215mm    1215mm


Diameter kepala martil
Minimum
Maximu



 95mm
110mm



100mm
120mm


105mm
125mm


110mm
  130mm











4.      Sangkar Lempar Martil
Semua gerak lontar-martil harus dilakukan dari dalam sebuah sangkar-martil guna menjamin keamanan penonton, para Petugas dan atlet lomba. Sangkar-martil dimaksud dalam peraturan ini diperuntukkan bagi penggunaannya di dalam suatu arena besar,dengan event-event lain sedang berlangsung pada waktu yang sama atau ketika event itu digelar diluar arena  dengan penonton yang berlimpah banyak. Sangkar ini perlu dibikin desain-nya, dibuat (di pabrik) dipelihara agar mampu menyetop/menghentikan kelapa-martil(7.26kg) yang terbang-melayang lepas dengan kecepatan 32 m/detik.
Description: scan0061
Gambar 6.7 : Sangkar Lontar Martil dan Lempar Cakram dengan Lingkaran lempar Konsentris

C.  Peralatan 

a.      Martil

1.      Berat Martil adalah 7,25 kg.  
2.      Kepala/Martil: dibuat dari besi atau bahan lainnya dari metal yang tidak lebih lunak dari kuningan.  Boleh diisi dengan timah hitam atau bahan padat lainnya dari metal. Harus membentuk sebuah bola,  dengan diameter minimum 102 mm dan maximum   120 mm.
3.      Kawat penggantung:   Kawat ini harus tunggal, lurus, tidak patah, dan dibuar dari kawat baja pegas  berdiameter 3 mm atau sama dengan nomor 11 "standard wire gauge", dan sedemikian rupa tidak mulur pada waktu  martil diayun untuk dilempar kan.  Kawat ini dapat dibentuk lubang pada salah satu ujungnya atau di kedua ujungnya sebagai alat untuk pegangan.

4.      Pegangan (handle):   Pegangan martil ini konstruksinya boleh menggunakan lobang tunggal ataupun lobang ganda, tetapi harus kaku dan tanpa sambungan engsel dalam bentuk apapun,  diameter harus 9 mm, lebar 110 mm dan panjang (dengan kawat teregang) 115 mm.  Panjang keseluruhan alat harus tidak kurang dari 1,175 m.  (PASI, 1986)
                    Description: 14

Gambar 6.8: Diagram Pegangan Martil Model Lobang Ganda


b.  Lingkaran lempar  martil:  Sama seperti lingkaran pada tolak peluru. (PASI, 1986)
c.  lingkaran lempar  martil :  Hal ini hampir sama dengan sangkar untuk lempar cakram,   hanya sedikit berbeda di bagian depan yang terbuka.



Description: scan0070
Gambar 6.9 : Lingkaran Lontar-Martil



















Lempar Martil





A.      Belajar Keterampilan Dasar Lempar  Martil
Tidak seperti pada nomor lainnya, proses pembelajaran lempar martil merupakan gabungan kegiatan pembelajaran dengan dimensi permainan juga dengan  bagian.  Mengingat proses pembelajaran ini harus dimulai dari pemakaian alat yang ringan dan mudah digunakan.
Alat yang digunakan dalam proses pembelajaran kali ini adalah bola medisin dan bola bandul.  Istilah bola bandul hanya untuk mempermudah penyebutan pada sebuah bola medisin yang dibungkus atau diikat dengan seutas tali yang panjangnya sama dengan tali martil.  Bola bandul ini merupakan alat bantu lempar  mengingat martil sungguhan kurang tersedia dan sangat membahayakan keselamatan siswa dalam pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran lempar  martil dapat dilakukan dengan cara seperti di bawah ini : Untuk memulai kegiatan sebaiknya anda buka kembali Buku 4 untuk mengingat proses pembelajarannya sekaligus melihat kembali gambar-gambar yang ada.
1.      Pembelajaran dengan menggunakan bola medisin.
a.       Melempar  bola medisin dengan dua tangan. Lemparan dapat dilakukan dengan sikap awal berdiri tegak, pegang bola dengan kedua tangan di bawah perut.  Gerakan dimulai dari sikap setengah jongkok, kemudian ayun dan lempar kan bola medisin ke arah depan setinggi-tingginya sambil meluruskan kedua tungkai. 
b.      Melempar  bola medisin ke arah belakang badan. Lemparan dilakukan dengan gerakan seperti diatas hanya lemparan dilakukan melalui atas kepala dan diteruskan ke belakang-atas.
c.       Gerakan melempar dan memantulkan bola ke dinding. Gerakan ini dimulai dari sikap membelakangi arah lemparan. Lempar  atau pantulkan bola medisin ke tembok kemudian siswa membalik dan mencoba menangkap bola tersebut segera setelah balik memantul. Gerakan ini penting untuk melatih siswa melakukan gerakan akhir lemparan.
2.      Pembelajaran dengan menggunakan Bola bandul dan Martil.
a.       Gerakan dimulai dari sikap berdiri tegak. Pegang handle bola bandul dengan sikap lengan diluruskan di depan badan. Tarik bola bandul ke belakang untuk memulai awalan putaran ke depan.  Lakukan beberapa kali putaran (lihat teknik memutar martil) tanpa mencoba melemparkannya.  Lakukan gerakan ini sampai siswa betul-betul dapat melakukannya dengan baik dan benar.
b.      Lakukan gerakan di atas dan coba melepaskan bola bandul ke depan beberapa meter dari tempat berdiri.
c.       Gerakan melempar  dengan putaran kaki (lihat teknik pivot lempar  martil). Diawal latihan siswa hanya mencoba melakukan gerakan kaki tanpa mencoba melemparkannya.
d.      Mencoba mengkombinasikan gerakan putaran kaki dengan lemparan bola bandul dengan jarak yang tidak terlalu jauh.
e.       Mencoba dengan martil yang sebenarnya.
3.      Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari teknik lempar  lembing.
a.       Beberapa hal yang disarankan.
1)      Putarlah martil dengan  radius yang besar/luas (jauhkan kedua tangan dari badan).
2)      Buka kedua sikut dan kedua tangan berada di depan dahi.
3)      Gerakan martil ke kiri (arah atas) dan putarlah dengan cepat ke kanan (arah bawah).
4)      Tekuklah kedua lutut.
5)      Menyelesaikan gerakan tumit dan ujung kaki hanya pada kaki kiri.
6)      Merendahkan lutut kanan ketika kaki kiri diputar ke arah depan lingkaran.
7)      Tekuklah tungkai kiri selama berputar.
8)      Pivot diakhir putaran  dan busurkan badan ke arah belakang.
b. Beberapa hal yang harus dihindari:
1)      Menarik/menekuk  kedua lengan sewaktu mengayun/memutar martil.
2)      Kedua tangan berputar melewati belakang kepala.
3)      Memiliki titik tertinggi dan terendah di sisi yang sama.
4)      Tungkai bergerak kaku.
5)      Berputar di atas ujung jari  kedua kaki.
6)      Tidak selesainya gerakan pivot kaki kiri sehingga kaki kanan mengambil langkah  terlalu lebar.
7)      Bergerak keluar dari bayangan garis lempar .
8)      Diakhir gerakan tidak mengantarkan martil sampai batas maksimal ke depan dan  kaki kanan terangkat.

B.  Teknik Lempar Martil
1.    Posisi awal dan ayunan 
Untuk memulai suatu awalan,  martil dipegang di bagian handle dengan tangan kiri  kemudian di tutup dengan tangan kanan dan kedua ibu jari menyilang.  Kepala martil boleh ditempatkan di atas tanah sebelah kanan atau di belakang si pelempar atau martil boleh di ayun ke arah depan dan kemudian ke belakang dan  kanan dan  atlet dapat mengayunkan langsung martil sebagai ayunan permulaan.  Titik terendah dari ayunan pendahuluan adalah hanya ketika martil melewati  bagian kanan dari kaki kanan.  Ketika kepala martil bergerak ke depan, atlet memindahkan berat badannya ke kiri dan sekarang kedua lengan memutar martil di dalam jalur lingkar yang luas,  dan lengan tetap diluruskan sampai martil berada di titik tertinggi  di atas dan di depan bahu yang kiri.   Kedua tangan tidak terus melewati belakang kepala  tetapi di tinggal kira-kira di atas dahi,  dengan kedua sikut terbuka.  Kedua bahu yang sudah diputar ke kiri, sekarang kembali diputar dengan cepat ke kanan, mengikuti turunnya kepala martil  ke posisi semula,  sambil menjatuhkan lengan kiri di depan badan.  Selama memutar martil kedua lengan tetap diluruskan.  Pinggul digerakan ke sisi/ke arah berlawanan dengan kepala martil,  kedua tungkai setengah di tekuk dan masing-masing tumit diangkat bergantian ketika martil bergerak di sisinya.  Pada umumnya dilakukan sebanyak dua-kali ayunan permulaan.
2.      Putaran dan Transisi
Ketika  martil mencapai titik terendah atlet mulai pivot di atas tumit tungkai kiri dan ujung telapak kaki kanan.  Putaran dibuat di atas tumit dari kaki kiri sampai kaki itu menghadap ke arah depan dari lingkaran dan kemudian dilanjutkan dengan memutarnya kembali di atas telapak kaki bagian depan (masih kaki kiri) sampai kembali ke arah semula .  Tubuh bagian bawah membawa tubuh bagian atas bergerak ke depan, dengan tangan kiri menutup dada,  dan,  selama kedua tungkai bergerak,  martilpun terus  bergerak. Kaki kanan meninggalkan tanah ketika kaki kiri selesai dengan gerakan tumitnya, berat badan dipindahkan ke tungkai kiri (kedua tungkai setengah ditekuk) dan badan berputar, dengan kedua lutut didekatkan satu dengan lainnya sampai kaki kanan datang ke tanah paralel dengan kaki kiri dan jaraknya sedikit terpisah.  Berat badan ditempatkan di antara kedua tungkai  ketika martil bergerak ke depan mendahului putaran berikutnya. Biasanya digunakan tiga kali putaran, dengan gerakan kedua kaki selalu berdekatan  dalam masing masing fase.  Selama berputar  kedua lengan selalu dalam  keadaan lurus dengan kedua  ibu jari berada di paling atas dan kedua bahu dihadapkan ke depan selama kedua pinggul menarik ke belakang.
3.      Fase akhir
Beberapa saat sebelum putaran terakhir berakhir, atau sesaat sebelum martil mencapai titik terendah, pelempar sudah mulai menarik martilnya, mempercepat jalannya martil saat bergerak ke arah bawah dan mencoba untuk mempercepat gerakan kedua tungkai  dalam upaya mempercepat putaran tubuh bagian bawah.  Pivot dilakukan oleh telapak kedua kaki, dengan kedua lutut berputar ke arah kiri,  dari gerakan putaran ini menghasilkan posisi tubuh seperti sedang  mencabut  "ketela pohon" dengan badan sedikit dilentingkan.
4.      Lemparan
Luruskan kedua tungkai dengan kuat, badan lebih dibusungkan  lagi dengan kepala direbahkan ke arah belakang (tertengadah);  ketika martil ditempatkan di sudut trayektorinya,  atlet melihat ke arah lemparan, mengangkat kedua lengan di akhir gerakannya dan pandangan kedua matanya mengikuti jalannya martil  sebelum mengganti posisi kedua tungkainya. Gambar berikut  ini merupakan rangkaian gerakan lempar  martil. (Yudy,1996)

Description: 14

Gambar 5.1: Rangkaian gerakan lempar  martil

 Gerry A. Carr (1991)



Description: 14
Gambar 5.2: Melempar martil dengan martil yang sebenarnya
Gerry A. Carr (1991)

Seperti halnya gerakan dengan bola bandul, melatih lemparan dengan martil yang sesungguhnya, awalilah dengan hanya memutar martil saja tanpa melemparkannya. Setelah kamu merasakan mampu untuk melakukan lemparan, maka cobalah dengan melepas martil tidak jauh dari kamu. Demikian seterusnya, cobalah melempar lebih jauh lagi.



Catatan.
Kaki kiri tidak kehilangan kontak dengan tanah (diatas tumit atau telapak kaki) tetapi kaki kanan ada saat lepas dari tanah.
Berat badan berpindah-pindah dari kaki kiri  ke posisi diantara kedua  kaki (double support) dan sebaliknya.
Kekuatan melempar martil dibentuk dari hasil  perputaran yang semakin dipercepat dan ditingkatkan dengan gerakan akhir yang dimulai dari posisi bertumpu dengan dua kaki   (double support ), dari  sebuah kecepatan berputar    bagian bawah badan dan atas badan diikuti oleh kekuatan penuh pelurusan  tungkai dan badan.
Handle dipegang dengan ruas jari kedua  tangan  kiri dan tangan kanan menutup  tangan kiri dengan ibu jari kiri menyilang di atas ibu jari kanan. (Yudy,1996). Lihat gambar 9.2.
Diagram berikut ini memperlihatkan gerak kaki ketika pelempar bergerak maju di dalam lemparan. Lihat gambar 9.2.

Description: 14

Gambar 5.3:. Cara Memegang Handle Lempar  Martil

Gerry A. Carr (1991)



Description: 14

Gambar 5.4: Gerakan kaki di dalam lingkaran lempar  martil

Gerry A. Carr (1991)

Tips membaca dengan cepat dan benar sesuai isi makna

https://youtube.com/@SaefullahMoch Membaca adalah salah satu keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menye...